Check This Out


Mian reader, thor lagi sibuk sama blog lain dan thor lagi sibuk sama buku Fantasteen thor. Kalau mau contact thor bisa mention tapi sebelumnya follow dulu, nanti pasti di folback ama thor deh.

Nih, bagi yang rindu YoonHae silahkan baca FF pendek thor dan intro nya.

http://cryandsmilebaby.wordpress.com/

Happy Reads ….

My Yeppeo Princess Part 3


Note : Hi Reader, maaf maknae author menghilang beberapa hari. Now i’m back. So, enjoy “My Yeppeo Princess Part 3” Author sarankan untuki memutar lagu A Thousand Years by Christina Perri di HP/IPod/IPad/IPhone/Komputer/Laptop/Komputer Tablet/DLL. Kerajaan Tengah, 8.30 AM

Hari ini waktunya untuk adu ketangkasan. Keempat calon raja dan ratu Korea ini akan mengadu ketangkasan mereka dengan memanah. Bagi Putri Yoona dan Pangeran Kyuhyun pasti mudah. Sementara untuk Putri Krystal dan Pangeran Donghae?

Pengawal kerajaan sudah bersiap-siap memberi aba-aba dengan meniup terompet. Keempat calon pewaris tahta Kerajaan Korea tengah bersiap-siap dengan panahnya. Putri Yoona membidik lingkaran merah yang berada ditengah papan bundar yang berjarak puluhan meter.

“Hana?” sang pengawal memberi aba-aba. “Dul!” semua sudah membidik. “Set!” empat panah melayang diudara dengan indah, bagaikan panah-panah itu menari. Seluruh mata mengawasi satu persatu panah yang melayang itu kalau-kalau ada salah satu panah yang jatuh tepat ditengah papan bundar itu.

Satu anak panah tertancap sempurna, panah emas dengan symbol angsa. Semua mata tertuju pada Putri Yoona. Panah kedua adalah panah berwarna perak dengan symbol beruang tertancap ditengah papan bundar, seluruh orang bertepuk tangan atas ketepatan Pangeran Cho. “Jleb!” dua panah tertancap diatas lingkaran ditengah papan masing-masing. Ya, panah silver dengan symbol ular kobra dan panah berlian dengan symbol kuda tertancap tepat diatas papan.

“Basss!!” panah Putri Yoona dan Pangeran Kyuhyun saling berlomba kecepatan dan pemenangnya adalah sipemilik panah berwara perak. Sang pemilik tersenyum angkuh sementara Putri Yoona tersenyum sinis. Dibabak kelima ini adalah kesempatan terakhir untuk mendapatkan gelar “Jumong” yang berarti pemanah handal yang tentunya tidak diperuntukan bagi Putri Krystal dan Pangeran Donghae tapi bagi dua orang yang sedang bersaing ketat, Putri Yoona dan Pangeran Kyuhyun.

“Basss!!” untuk kesekian kalinya angsa dan beruang berlomba. Angsa terbang beruang berlari. Who’s the winner?. “Jleb!!” the swan is the winner. Putri Yoona mampu membuat Pangeran Donghae dan Putri Krystal tersenyum penuh kekalahan dan Pangeran Cho gigit jari. Putri Yoona berhasil meraih gelar Jumong.

 

Fishpond, Kerajaan Tengah, 9.22 AM

“Dasar kau ini! Aku beritahu ya, kakakku sudah menikah dan tidak akan pernah menikah untuk kedua kalinya apalagi denganmu! Dia sudah bahagia dengan Sooyoung noona disana, di Ausie. Kau yang bilang sendiri kalau tak akan membuat kakakku menderita, tapi mengapa kau malah mau merebut Ryeowook hyung dari Sooyoung noona?” Yoona tersenyum miris.

“Hyung? Ryeowook oppa bukan Hyungmu kandung kan. Kalian tidak sedarah! Kau anak pungut, jadi jangan pernah berani melawanku!” anak pungut, dua patah kata itu dapat membuka luka lama Pangeran Kyuhyun yang telah tertutup.

Flashback

“Ryeowook, jangan pernah katakan ini pada siapa-siapa ya termasuk adikmu.” Pangeran Ryeowook kecil duduk dipangkuan Baginda Ratu Victoria sementara dibalik pintu kamar Baginda Ratu, Pangeran kecil dengan dotnya sedang bersembunyi sambil membawa boneka beruang kecil dengan mahkota perak dikepalanya.

“Sebenarnya ….” terlihat ketidak seganan diwajah Baginda Ratu. Pangeran Ryeowook kecil mengernyitkan dahinya. “Kyuhyun itu ….” Baginda Ratu tampak tidak tega. “Kyuhyun kenapa umma?” Pangeran Ryeowook kecil semakin bingung dengan sikap ummanya.

“Kyuhyun itu bukan adik kandungmu. Dia anak angkat. Dulu Kyuhyun merupakan anak Perdana Menteri kerajaan kita. Saat Perdana Menteri mendapat izin untuk cuti sementara, Perdana Menteri berencana mengajak istri dan ketiga anak kembarnya bertamasya, ketiga anak kembar Perdana Menteri adalah Kyujoon si sulung, Kyuyeon, dan Kyuhyun sebagai bungsunya. Perdana Menteri Shindong dan istrinya Soon Kyu hendak bertamasya kerumah nenek Kyuhyun, namun sungguh tragis. Diperjalanan mobil Perdana Menteri hancur ditabrak truk kontainer. Semua penumpangnya mengalami luka berat dan akhirnya meninggal, kecuali satu, Kyuhyun. Kyuhyun yang sewaktu itu masih satu tahun dipeluk erat ibunya, Soon Kyu dan hingga sekarang Kyuhyun selamat.” Panglima Jinki yang merupakan paman Pangeran Ryeowook menjelaskan sejarah kecil Pangeran Kyuhyun.

“Apa Kyuhyun terluka?” tanya Pangeran Ryeowook bergetar. “Ya. Dipergelangan tangannya terdapat bekas luka. Kalau Pangeran tidak percaya tanyakan saja kepada Pangeran Cho.” Pangera Kyuhyun kecil membuka sedikit lengan bajunya. Benar, terdapat bekas luka bakar. Buliran air mata berjatuhan dari mata kecil Pangeran. Pangeran Kyuhyun berlari dari kamar Baginda Ratu Victoria tak peduli siapa saja yang ditabraknya.

End Flashback

“Yoona, kukira kau orang yang baik ternyata selama ini kau bermuka dua. Dasar pembohong! Hyung takkan terima kalau aku disakiti walaupun aku hanya SEORANG ANAK PUNGUT!!!!” Pangeran Kyuhyun pergi dari hadapan Putri Yoona dengan emosi yang menggebu-gebu. Tanpa terasa air matanya telah berlinangan.

“Bagus, kau sadar.” Putri Yoona pergi meninggalkan kolam ikan tempat ia dan Pangeran Cho beradu mulut. Sementara itu, dibalik fishpond, sepasang mata sedang memerhatikan kejadian yang tidak sepantasnya dilakukan oleh calon raja dan ratu tadi.

“Ternyata Yoona masih mencintai Ryeowook sampai tega membuka luka lama Kyuhyun. Yoona, kenapa kau masih belum bisa melupakan Ryeowook? Dia sudah mempunyai istri yang sedang berbadan dua sekarang.” batinnya. Perih menggores hati Sang Pangeran.

Princess Im Bed Room, Kerajaan Tengah, 11.34 AM

“Jinja? Ja .. ja .. jadi …?”

“Benar, Yang Mulia. Istri Yang Mulia Ryeowook telah berbadan dua.” butiran kristal jatuh dari mata sang Putri.

“Hyoyeon, Yuri, kau bisa tinggalkan aku sekarang juga.” Hyoyeon dan Yuri membungkuk lalu pergi meninggalkan Putri.

Darling Harbour, Australia, 11.35 AM

“Youngie, bagaimana kalau laki-laki?” tanya seorang pria kepada istrinya yang telah berbadan dua.

“Oppa, aku hanya mau perempuan. Laki-laki pasti besarnya badung.” jawab sang istri sambil mengelus-elus perutnya.

“Ya, Sooyoung. Bagaimana kalau Nathan?” sang istri menggeleng tanda tidak setuju.

“No, Summer Kim!”

“Sooyoung, aku suamimu.”

“Oppa, aku istrimu!”

“Aku suamimu!”

“Aku istrimu!”

“Sooyoungie, pokoknya Nathan Kim!”

“Tidak, Ryeowook oppa. Summer Kim lebih indah!”

“Nathan!”

“Summer!”

“Nathan!”

“Summer!”

“Nathan!”

“Summer!”

“Hey, kalian ini kekanak-kanakan!”

Ryeowook dan Sooyoung menoleh kebelakang mereka.

“Lho, Kyuhyun. Kok tidak bilang kalau ingin berbicara dengan kami?” Kyuhyun tekekeh pelan.

“Apa aku harus kirim surat ke Aussie? Lebih baik telfon saja, kan, sama saja seperti berbicara langsung apalagi aku juga bisa melihat wajah kalian secara langsung walaupun jarak Korea dengan Aussie jauh sekali.

“Lho, kok matamu sembab. Memangnya kau habis patah hati, ya? Ayo, bilang padaku yeoja mana yang bisa menarik hatimu? Yoona kah?” raut wajah Kyuhyun berubah tidak senang.

“Hyung, Yoona masih mencintaimu.” Sooyoung dan Ryeowook menampakkan wajah kaget sementara Kyuhyun merasa bersalah telah memberitahu perasaan Putri Yoona.

[One-shot] Memories Of Mr. Aiden Lee


Author : Mrs. Smile

Cast :

–  Im YoonAh a.k.a Calistha Im

–  Lee DongHae a.k.a Aiden Lee

Other Cast :

–  Tiffany Hwang

–  Sunny Lee

Genre : Romance, Sad, Love

Rating : G

Disclaimer : Ini cerita milik saya. Jalan cerita saya yang buat. Yoona, Donghae, dkk milik Tuhan, orang tuanya, dan fansnya. Saya milik siapa dong? Kalo gitu saya milik Rayhan _ _ _ _

M

Aku Yoona, Im Yoona. Kalian bisa panggil aku Calistha Im atau Calistha Hwang. Mengapa bisa begitu? Karena ibuku sendiri bernama Stephanie Hwang atau yang lebih biasa dikenal sebagai Tiffany Hwang, itulah awal mula nama Calistha Hwang. Sedangkan Im Yoona adalah nama pemberian dari teman masa kecilku, tetapi aku tak bisa mengingatnya.

“Calistha, sepulang sekolah jangan bermain kemana-mana! Jika kau kesepian, ajak temanmu si Sunny itu untuk berkunjung kesini menemanimu. Nanti umma pulang malam, jadi jangan menunggu umma agar kau tak kesiangan! Okey?” tanya umma. Aku mengangguk.

“Anak pintar! Umma berangkat ya sayang. Bye!” pamit umma sambil mengusap rambutku.

“Bye!” balasku.

Aku meraih segelas susu putih dihadapanku lalu meneguknya perlahan. Aku melirik jam tangan yang melekat ditanaganku.

“Masih setengah jam lagi.” gumamku.

Aku langsung meraih tasku dan berlari menuju mobil pribadi keluargaku.

“Selamat pagi nyonya Hwang muda, silahkan masuk.” sapa sopir pribadi kami hangat. Aku tersenyum sambil menduduki bangku penumpang mobil sedan hitam itu.

*

“Calistha, kau tahu tidak?” tanya Sunny berbinar-binar saat aku menginjak kan kakiku diambang pintu  kelas 9. Aku memicingkan mataku. Sunny memutar bola matanya.

“Vincent mengajakku berkencan. Apa yang harus kulakukan? Menerimanya atau menolaknya?” tanyanya antusias. Aku tahu, dia menyukai seorang Vincent Lee. Vincent sendiri adalah anak terkaya kedua setelah Jeremy Kim dengan suara emasnya.

“Hey, jadi bagaimana?” tanya Sunny.

“Kalau kau memang suka, mengapa tidak? Bukankah selama ini kau mengharapkannya?” sindirku. Mukanya bersemu merah. Ia meninju bahuku supaya diam.

Sungguh beruntungnya Sunny. Ia sudah mendapatkan seseorang yang ia incar selama ini. Sebenarnya sudah lama aku mengetahui Vincent juga menyukai Sunny, tapi sengaja tak kuberitahu Sunny agar semua indah pada waktunya.

Nan geudemane oppa geuden namanae yeoja. Hangsang ne gyeote isso julge.

Tiba-tiba kepalaku terasa pening. Bibirku pucat pasi. Pandanganku buram. Badanku terasa panas. Aku meremas kepalaku. Aku merasakan seluruh tubuhku bergetegar. Tiba-tiba semua buram dan semua menjadi hitam begitu saja.

*

Aku mengucek mataku. Dimana ini? Seingatku tadi aku pingsan. Aku memegang kepalaku yang masih sakit. Meremasnya perlahan.

“Tenang saja, kau baik-baik saja.” aku menoleh kesampingku. Seorang pe- muda dengan buku novel setebal 800 halaman sedang duduk disebelah ku.

“Kk … kau siapa?” tanyaku sambil memegangi kepalaku. Ia menyelipkan pembatas buku berupa stik es krim berbentuk YH lalu menuruh buku itu dimeja sebelahnya.

Ia tersenyum dan mendekatiku.

“Kenalkan, aku Aiden. Senang berenalan denganmu Calistha.” ucapnya sam- bil mengulurkan tangannya. Aku meraih tangannya dan menggenggam tang- annya.

Tunggu dulu, aku sepertinya pernah merasakan tangan ini. Aku pernah me- megangnya, menciumnya, serta menjabatnya seperti ini. Tangannya seperti pernah kukenali. Argh, sakit rasanya jika aku memaksa untuk mengingat ma- sa lalu.

“Kau kenapa? Minum obatnya dulu.” ujarnya panik lalu menyodorkanku satu kapsul berwarna merah muda juga aqua gelas. Aku langsung merebutnya lalu meminumnya.

Tak kerlangsung lama kepalaku tidak pusing lagi. Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

“Ehm, maaf. Aiden, bisakah kau ceritakan apa yang terjadi sebelum aku pingsan?” tanyaku. Ia sekali lagi mendekatiku dan duduk diranjang.

“Tadi waktu aku bernyanyi, kudengar ada yang meraung-raung kesakitan. Ternyata itu kau, akhirnya kau kugendong ke UKS untuk menerima perawa- tan medis.” jelasnya. Aku hanya bisa mangut-mangut.

“Kau anak baru ya Aiden? Aku sebelumnya belum pernah melihatmu disini.”

Ia tesenyum lalu mengangguk.

“Calistha, aku panggilkan Sunny untukmu dulu ya.” pamitnya. Aku mengang- guk.

Dia, Aiden maksudku membuatku jadi ingin mengingat sesuatu. Apakah dia teman masa kecilku yang memberi nama Yoona padaku?

“Cal, kau tidak apa-apa?” tanya Sunny cemas sambil menempelkan pung- gung tangannya dikeningku. “Tadi kulihat kau digendong oleh Aiden sianak baru, tetapi bel masuk malah berbunyi terlebih dahulu. Jadi aku terpaksa tidak menengokmu.”

Aku tersenyum. Ternyata Sunny tidak berubah sama sekali. Dia begitu perhatian dan sayang padaku seperti unnieku sendiri, sama seperti dulu.

*

“Calistha, kau tidak apa-apa? Tadi pihak sekolahmmu memberitahu umma kalau kau tadi pingsan. Sekarang bagaimana keadaanmu?” tanya umma.

Aku tersenyum miris. Antara sedih dan senang. Mengapa umma tidak langsung pulang kerumah untuk mengecek keadaanku? Mengapa hanya telepon.

“Hallo, Cakistha. Mom’s waiting here!”

“Aku baik-baik saja. Umma tenang saja, Sunny sudah menjagaku kok. Aku pastikan aku baik-baik saja.”

“Oh, okey. Sekarang umma sudah tidak perlu khawatir lagi. Calistha, umma hanya ingin berpesan. Jika suatu saat kau bertemu dengan ahjussi bermarga Choi dan dia berbicara sesuatu padamu, jangan kau hiraukan atau perlu kau tinggalkan ya?” ucap umma serius diseberang sana.

“Mwo? Memangnya kenapa umma?” tanyaku.

“Dia pernah menyakiti umma sewaktu hamil dirimu, nak. Dan sepertinya dia kembali. Umma takut Calistha, umma takut.” nada bicara umma mulai bergetar. Aku yakin, pasti umma merasa tidak aman.

“Ne. Aku usahakan.” hembusan napas lega terdengar diseberang sana. Walaupun aku membenci perilaku umma yang selalu mementingkan pekerjaan ketimbang anaknya sendiri, tapi aku tetap menyayanginya.

Aku berjalan menuju Sunny yang sedang tiduran disofa dalam kamarku.

“Sun, kau bilang ingin berkencan dengan Vincent kan. Kenapa kau tidak siap-siap?” tanya ku pada Sunny.

“Tapi aku sudah berjanji pada sopirmu untuk menjagamu. Apa katanya nanti?” aku tersenyum akan jawabannya.

“Sudah tak apa. Nanti biar aku meng-sms Aiden agar tidak kesepian sekaligus tidak mengganggu kencanmu.” godaku.

“Kau menyukai Aiden? Calistha, tinggi benar seleramu!” goda Sunny.

Aku memelototkan mataku, “Mwo? Sunny, aku tidak menyukai Aiden lagipula nanti Summer cemburu.”

“Summer Choi? Yang rakus itu? Tenang saja, wajahnya bakal kalah dari wajahmu. Wajahmu kan original cantiknya dibanding punya Summer.” celetuk Sunny.

“Sudah sana pulang! Vincent pasti menunggumu!” usirku pada Sunny. Ia tampak tersenyum manis lalu mengemasi barang-barangnya, secepat kilat ia sudah menghilang dari kamarku.

*

To : Aiden

Annyeong, terima kasih atas bantuanmu tadi disekolah. Kau ini anak baru sudah menjadi pahlawan.

From : Aiden

Annyeong, cheonma Calistha. Aku ikhlas melakukan semua itu. Whehe … Super Hae ….

Ha .. Hae …. Kepalaku pusing lagi rasanya.

To : Aiden

Ha … Hae? Do … Donghae oppa?

Jariku gemetaran, kepalaku ngilu. Donghae, sebuah nama yang membangunkan kembali memoriku yang sudah mati ini.

From : Aiden

Darimana kau tahu Lee Donghae nama kecilku?

Ja … jadi …. ini …. be … benar …. Do .. Donghae?

Flashback

“Yoona, jangan tinggalkan oppa! Jebal! Oppa hanya punya satu teman yaitu kau.” tangis laki-laki yang lebih tua dariku empat tahun itu. Aku memeluk tubuhnya yang besar. Ia memelukku sangat erat. Aku meremas bajunya.

“Maafkan aku oppa, umma tidak ada pilihan lain. Umma harus pindah. Lain kali kita bertemu lagi ya oppa.” aku berusah tegar dalam situasi ini. Aku tidak ingin Donghae oppa menambah kesedihannya gara-gara aku juga menangis.

Donghae oppa melepaskan pelukannku dan menatapku dalam-dalam. Ia mencium keningku lembut. Aku tak bisa lagi menahan air mataku. Aku langsung berlari menuju umma dan menaiki mobil yang akan mengantarkanku kerumah baruku yang jauh dari Donghae oppa.

Flashback End

To : Aiden

Aku Yoona.

Balasku mantap.

From : Aiden

Yoona Im Yoona? Calistha kecilku? Kemana saja kau? Kupikir kau takkan lagi muncul dihadapanku lagi. Kukira kau sudah melupakanku. Kukira kau menghindariku. Kukira kau tidak mau lagi mengenalku.

To : Aiden

Biar kujelaskan ya Donghae oppa. Aku pindah itu karena umma dituntun keluarga appa untuk pergi dari rumah secepat mungkin.

From : Aiden

Aku jadi malu karena sewaktu itu aku menangis dihadapanmu.

Aku nyengir. Seperti kembali kemasa lalu. Dia, cinta yang hilang yang kini telah kutemukan kembali. Lee Donghae, Saranghaeyo.

END

Dengan kaitkata , , ,

For Life For Our Love [A 2/3]


Subtitle : Love On Holiday

Cast : 

Yoona x Donghae

Sunny x Sungmin

Yuri x Minho

Seohyun x Kyuhyun

Kim Hyun Joong a.k.a Hyun Joong Songsaenim

Jessica a.k.a Donghae X girlfriend

Genre : Romance, Heart break

 

For Life For Our Love

eps. Love On Holiday [Part A This Is A Funny Day]

 

“Huh, bosen!” seru Tiffany.

“Wae chagi?” tanya Siwon pada Tiffany.

“Habis sekolah selama beberapa tahun gak ada piknik-pikniknya.”

“Piknik?” seluruh kelas menatap Tiffany.

“Wae?” tanya Tiffany.

“Betul juga.”

“Iya tuh … ide daebak …”

“Ehem ….” terdengar suara deheman namja yang terlihat lebih tua dari seluruh penghuni kelas dua SMA tersebut.

Oh, no … Hyun Joong songsaenim …!!! seru Tiffany dalam hati.

Siwon langsung memasang wajah jutek sejutek-juteknya. Ia tahu Hyun Joong songsaenim tidak akan melepaskan pandangannya dari Tiffany.

“Sebenarnya apa yang kalian bicarakan sehingga kelas ini berubah menjadi pasar?” tegas Hyun Joong songsaenim.

“Ehemm …… maaf saya lancang bicara songsaenim … saya hanya bermaksud mengulurkan buah ide teman-teman sekelas untuk piknik saja …” ucap Jessica berdiri dari duduknya membacakan buah pikiran teman-teman sekelasnya dengan suara lantang.

“Hmm … liburan ya? Nanti songsaenim akan coba konsultasikan dengan kepala sekolah Hyun Bin songsaenim.”

“Ah, benarkah? Gamshahabnida songsaenim …” ujar Jessica sambil berlari kearah Hyun Joong lalu memeluknya.

“Hey, kau gila atau mau cari mati … aku ini songsaenimmu!!” tegas Hyun Joong songsaenim pada Sica. Sementara murid-murid lain menertawakan kebodohan Sica itu.

“Ehem ….” Hyun Joong songsaenim berdehem.

“Oke, sekarang keluarkan buku bahasa Prancis kalian. Kita kerjakan halaman 102 sampai 105.” ucap Hyun Joong songsaenim sambil memandang Tiffany. Sampai akhirnya Tiffany tahu.

Ia memang sangat risih dengan sikap songsaenimnya yang seperti ini. Ia segera bertingkah manis pada Siwon dan membisikkan sesuatu ditelinga Siwon. Ia segera mengerjakan soal-soal itu dengan kepala disenderkan di pundak Siwon.

_

                                                              “I’m sorry, Hyun Joong songsaenim.

                  Aku sudah mempunyai namjachingu yang adil, baik dan perhatian padaku              

                                                       walaupun harus berbagi pada yeoja lain.

                                                                                       ~Tiffany.”

_

@School

Seorang yeoja dengan langkah tergesa-gesa berlari menuju ruang kelas dua. Senyum cerah tampak mengambang diwajahnya yang membuatnya lebih cantik dari sebelumnya.

Sampai diambang pintu kelas, ia berjalan sempoyongan menuju depan kelas.

“Teman-teman!!” teriak yeoja itu lemas.

“Wae?”

“Ada pengumuman penting yang aku bawa!!” jawab yeoja itu yang rupanya telah kelelahan.

“Pengumuman apa?”

“Hyun Bin songsaenim menyetujui acara piknik kita …”

“HOREEEEEEEEE!!!!!!!!!” teriak seisi kelas sambil bersujud seraya menyebut nama kepala sekolah mereka yaitu Kim Hyun Bin.

Yoona juga melompat-lompat kegirangan karena selama ia sekolah disini belum pernah sama sekali ia merasakan yang namanya piknik.

“Senang sekali dirimu. Seperti tidak pernah pergi piknik.” ejek Heechul.

“Memangnya kau siapa bisa mengatur-atur diriku!!” jawab Yoona.

“Aku Donghae oppamu. Mau apa kau?! Hahaha …. bercanda, Yoong.” tawa Heechul.

“Tidak lucu!” jawab Yoona sambil cemberut.

“Hoey, jangan cemberut dong. Nanti cantiknya luntur keaku lho …” canda Heechul.

“Sebelum cantikku luntur padamu kau saja sudah cantik.” jawab Yoona memainkan wajah malaikatnya.

“Ne?” pekik Heechul. “Ah, gomawoyo … bisa saja kau.” canda Heechul lagi dengan nada seperti ajjumma-ajjumma genit.

“Kekantin yuk …” ajak Heechul sambil merangkul pundak Yoona.

“Yuk ..” jawab Yoona sambil bergelayutan dilengan Heechul.

_

                                                                     “You are so beautiful.

                                                  Janganlah bersedih lagi Im Yoon Ah.

                                           Tetaplah tersenyum seperti ini, sahabatku.

                                                                              ~Heechul.”

_

@Airplane

“Hee Hee oppa jangan memuntahkan isi perutmu yang kempes itu ya … Aku tak mau jadi babysittermu!” celetuk Yoona usil.

“Iya .. iya … dasar ajjumma cerewet!!” balas Heechul.

“Nomor 24 A.” gumam Donghae sambil terus mencari nomor bangku pesawat tersebut.

“24 A, dimana kau?” teriak Donghae sampai akhirnya ia menemukan bangku nomor 23 ABC.

“Wah … akhirnya …” Donghae tersenyum lega.

Oh, tidak … dia disini!! batin Yoona.

Donghae segera menaruh barang bawaannya kedalam bagasi atas pesawat. Ia tampak melihat kearah kursi yang terletak diujung.

“Ehm … permisi, aku ingin lewat.” ucap Donghae pada Heechul dan tidak menyadari kalau ada Yoona. Heechul langsung mengangkat kakinya.

Setelah duduk dengan nyaman Donghae segera menengok kearah jendela. Ia tak sadar kalau dari tadi Yoona memerhatikannya. Sementara Heechul ngemil sambil beradu lawakan dengan siswa-siswi lain.

Kini saatnya pesawat terbang ke Jeju. Mereka menggunakan sabuk pengaman masing-masing termasuk Yoona, Donghae dan Heechul.

Lima menit berada dipesawat Yoona, Heechul dan Donghae fokus dengan pikiran sendiri. Yoona sedang makan siang, Heechul sedang membaca majalah fashion (?), sedangkan Donghae tidak melakukan apa-apa.

Donghae memandang keluar jendela. Ia melihat awan dengan berbagai bentuk. Ada yang berbentuk hati, ombak lautan, gajah, ikan dan rusa. Ia ingin sekali bebas memeluk Yoona seperti dulu.

PLUK!!

Kepala Yoona tersandar dibahu Donghae. Donghae melihat mata Yoona yang sudah terpejam. Matanya begitu teduh dan indah. Tak berapa lama Donghae menyandarkan kepalanya pada kepala Yoona lalu terlelap.

_

                                                           “Yoong, aku sangat merindukanmu.

                                                      Aku ingin kita kembali seperti dulu lagi.

                                                                              ~Donghae.”

_

@Airport

Tiga pesawat telah mendarat dipulau Jeju. Disalah satu pesawat ada pasangan romantis yang sedang tertidur pulas yang tidak mengetahui kalau pesawat yang mereka tunggangi telah mendarat ditempat tujuan dengan selamat.

“JEJUUUU …. I’M COOOMINGG …..” teriak Heechul sengaja untuk menyadarkan Yoona bahwa ia telah tertidur dibahu seorang yang sangat dicintainya, Lee Donghae.

Yoona menggeliat dari posisi tidurnya. Matanya terasa berat kepalanya pun juga, seperti ada yang menindihi. Ia melirik kearah kirinya. Seorang namja sedang menyandarkan kepalanya dikepala Yoona.

“Oppa, berat ….” keluh Yoona.

Donghae langsung bangun seketika. Lalu mengucek-ucek matanya yang berat itu ,”Eh? Mianhae … Yoong …”. Yoona memasang wajah juteknya. Ia segera menurunkan barang bawaannya dari bagasi atas pesawat.

Setelah turun dari pesawat, Yoona menggandeng tangan Heechul. Tapi, kali ini Donghae cemburu tidak seperti dahulu, biasanya Donghae tidak cemburu kalau Yoona menggandeng serta mengecup kening Heechul karena Heechul itu :

  1. Keturunan ajjumma.
  2. Cantik.
  3. Tidak suka perempuan.
  4. Menyukai laki-laki manly juga unyu-unyu.
  5. Tidak akan menikah dengan Yoona atau siapapun karena yang akan menjadi calonnya adalah Hangeng songsaenim atau Hyun Bin songsaenim.

Tapi, kenapa sekarang bisa cemburu? Karena yang digandeng Yoona bukanlah Heechul, melainkan Yesung. Cemburu berat menguasai Donghae. Ia berjalan secepat kilat untuk mendahului Yoona beradegan bergandengan tangan dengan Yesung.

“Yoona, dia sudah pergi. Kau mau aku dihajar karena dianggap merebutmu dari Donghae!” bisik Yesung pada Yoona.

“Ne, gomawo.” balas Yoona sambil berjalan mencari Yuri. Sampai disebelah Yuri, ia menyenggol bahu Yuri. Yuri tersentak kaget.

“Astaghfirullah …. Yoongie, kau membuatku kaget saja chagi!!” seru Yuri menirukan gaya bicara Donghae. Yoona langsung mengerucutkan bibirnya.

“Janganlah marah, kau jelek tahu!” goda Yuri. Yoona tersenyum simpul.

“Tadi kulihat kau sedang melamun, memikirkan siapa? Minho?” tanya Yoona. Yuri hanya bisa salah tingkah atas pertanyaan sahabatnya. Dari belakang Yuri Seohyun memegang pundak Yuri.

“Hayo …, unnie kok salting gitu sih.” goda Seohyun.

“Tidak!! Siapa yang salah tingkah.” sangkal Yuri.

“Kalau tidak kenapa pipimu memerah seperti kepiting rebus?” goda Sunny sambil menyenggol bahu kanan Yuri. Yuri segera menutupi pipinya yang merah itu.

“Yuri, chukkae ya. Sepertinya dia melihatmu terus.” teriak Hyoyeon sambil mencubit pipi Yuri. Yuri langsung melirik kearah Minho, begitu juga Minho. Mata mereka saling bertemu.

“Unnie, kita masih anak sekolah dua SMA.” nyanyi Yoona persis ditelinga Yuri. Yuri segera mendorong Yoona menjauh dari telinganya. Yoona, Sunny, Hyoyeon, dan Seohyun hanya bisa tertawa geli.

“Yoong, daripada kau menggangguku mending kau urusi saja sana ikan Mokpomu itu!!” seru Yuri. Yoona langsung mengkerucutkan bibirnya sambil memperlihatkan wajah lusutnya.

“Kenapa unnie?” tanya Seohyun. Yoona menggeleng. Yoona langsung mempercepat langkahnya meninggalkan teman-temannya.

“Kenapa dia?” tanya Sunny. Yuri, Hyoyeon, dan Seohyun hanya bisa geleng-geleng.

_

                                                             “Kita gila karena cinta.

                                                                    ~YoonYul.

_

@Hotel

“Akhirnya sampai juga. Huft, … pegal sekali badanku hari ini!!” seru Yoona sambil merebahkan tubuhnya ditempat tidur.

“Kau ini! Apa yang tidak dari dirimu. Cantik, iya. Pemalas, iya. Pintar, hmm … lumayan. Rajin, sedang. Ceria, kalau ada disebelah ikan Mokpo pasti tapi kalau tidak disebelah ikan Mokpo langsung tidak berselera …” goda Yuri. Yoona hanya mengerucutkan bibirnya. Sementara Seohyun hanya tertawa sambil sesekali melirik kearah handphone touchscreen miliknya. Yoona yang melihat itu langsung bangun dan beranjak kesofa tempat Seohyun duduk.

“Kenapa kau terus memandangi HPmu?” tanya Yoona pada Seohyun. Seohyun tertunduk lesu.

“Kyuhyun oppa sudah janji padaku, kalau nanti sudah sampai Jeju oppa akan belikan aku hadiah. Tapi tadi kulihat Kyuhyun oppa berjalan bergandengan tangan dengan Victoria unnie.” jawab Seohyun lemas sambil menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya sudah jatuh membasahi pipi chubby nya.

“Kau menyukai Kyuhyun? Kalau begitu kejarlah dia sampai dapat, kalau kau sudah mendapatkannya jangan kau lepaskan! Araseo?” tanya Yoona menyemangati Seohyun.

Seohyun mendongakan kepalanya dan menyeka air matanya, “Ara …!!” seru Seohyun dengan senyum semangat mengembang dibibirnya.

_

                                 “Cinta itu penuh dengan lika-liku. Seperti hidup.

                                                                        ~Yuri.”

_

@Beach

Seohyun berjalan menyusuri tepi pantai yang sepi nan indah. Langkah gontai dihiasi senyum dapat membunuh berjuta mata memandang. Sayang, dibalik senyum indah itu tersirat kepedihan yang mendalam. Tidak lain dan tidak bukan, orang yang dicintainya menyukai gadis lain. Pedih berkecamuk dihatinya.

Dibenaknya Kyuhyun dan Victoria sedang duduk berduaan sambil mengenggam tangan satu sama lain. Victoria meletakkan kepalanya dibahu Kyuhyun yang sedang tersenyum manis. Beberapa detik kemudian Kyuhyun mengangkat kepala Victoria dan menidurkan kepalanya dipangkuan Victoria seakan lupa dengan janji-janjinya kepada Seohyun. Bukan, ini bukan bayangan Seohyun, ini sungguhan.

Air mata Seohyun mengalir deras. Ia tak lagi bisa menahan air matanya. Pedih, benar-benar pedih. Siapa sangka ini bisa terjadi? Ia mengalihkan pandangannya pada sepeda ontel disebelahnya. Seohyun segera berjalan kearah sana dan menyewanya. Dengan pedih, Seohyun mengayuh sepedanya sampai ujung serta melewati Kyuhyun dan Victoria yang sedang berbahagia.

Kyuhyun menoleh karena ada hembusan angin dibelakangnya. Yeoja berambut kepang satu dan topi pantai membuatnya semakin membuat Kyuhyun penasaran. Ia memerhatikan wajah yeoja itu. Sungguh kaget bukan main, itu Seohyun dan air mata yang membasahi wajahnya. Wajah sendu Seohyun seakan mengingatkan Kyuhyun pada janjinya untuk membelikan Seohyun cheesecake. Tapi, bagaimana caranya untuk mengejar Seohyun? Victoria pasti akan marah besar karena Kyuhyun meninggalkannya hanya untuk bertemu gadis lain. Kyuhyun bimbang. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak mengejar Seohyun.

Seohyun berhenti mengayuh sepedanya dan duduk dipasir. Ia merebahkan tubuhnya diatas pasir.

“Beginikah rasanya yang Yoona unnie rasakan? Pedih memang. Tapi, sampai kapan rasa ini bisa pergi dariku secepatnya? Mengapa aku tidak bisa tegar seperti Yoona unnie? Waeyo ….” teriak Seohyun.

Segerombolan namja tampak menuju Seohyun. Salah satu dari namja itu menyapa Seohyun.

“Annyeong noona.” ucap namaja itu dengan mulut berbau soju. Seohyun kaget.

“Mau apa kalian?” tanya Seohyun galak sambil berdiri menjauh dari kawanan laki-laki tidak jelas itu.

“Eits, galak sekali kau.” ucap namja yang lainnya sambil menggoda Seohyun. “Kami hanya ingin bermain sebentar saja. Bolehkah?” sambung namja lain dengan seringaian ganas tergambar jelas diwajahnya. Kawanan itu makin lama-makin mendekat dengan Seohyun.

“ANDWAE … ANDWAE …. ANDWAE …. ANDWAE!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Seohyun.

Pada saat yang bersamaan Kyuhyun menoleh. Ia tahu betul itu suara siapa. Seohyun. Seohyun. Seohyun. Hatinyapun tergerak untuk kembali kepantai secepatnya. Victoria langsung berlari memasuki hotel karena tidak terima akan perlakuan Kyuhyun yang menyia-nyiakannya.

Kyuhyun berlari dan berlari sampai akhirnya ia menemukan sekawanan namja mengelilingi yeoja yang ketakutan.

“ANDWAE!! Jangan lakukan ini!! Jebal!!!” teriak Seohyun semakin menjadi. Namja tadi mulai merobek kain yang menutupi pundak Seohyun.

“AAAAA …… SHIREO!!! SALLYEO JUSEYO!!!!!” teriak Seohyun. Kini, posisinya sudah berada diair. Air laut itu sudah menutupi bagian perut hingga ujung kaki.

Kyuhyun berlari kearah Seohyun dan menlumpuhkan kawanan brengsek tersebut hingga babak belur. Kyuhyun menghampiri Seohyun dan melepaskan kemejanya untuk menutupi tubuh Seohyun yang menggigil kedinginan dan hampir naked itu. Seohyun menangis dipelukan Kyuhyun. Kyuhyun mengajak Seohyun untuk segera naik kepantai karena gelombang air laut sudah semakin  menjadi.

“Sudahlah Seohyun, kau sudah aman.” ucap Kyuhyun dan tanpa sadar mengecup kening Seohyun. Ia ingat sesuatu.

“Tunggu disini dulu ya, aku mau pergi sebentar. Jangan kemana-mana!” perintah Kyuhyun sambil berlari menjauh. Seohyun langsung duduk sambil memeluk kakinya. Badannya pegal-pegal. Tak lama kemudian ia berbaring dan menutup matanya.

Kyuhyun menuju salah satu toko kue disekitar pantai ini. Ia mencari blueberry cheesecake yang ia janjikan kepada Seohyun dan juga sepeda yang Seohyun tadi sewa. Sekarang, lengkap sudah kewajiban Kyuhyun. Ia segera mengayuh sepeda sewaan Seohyun ketempat Kyuhyun meninggalkan Seohyun tadi.

Senyum menghiasi Kyuhyun mendapati Seohyun yang tertidur pulas. Pandangannya tertuju pada dada Seohyun, belahan dadanya tampak jelas terlihat oleh Kyuhyun. Dress yang dikenakannya melorot karena kain lengannya robek, Kyuhyun segera menutupi kejadian malfunction itu dengan kemejanya. Seohyun pun bangun.

“Oppa sudah kembali?” tanya Seohyun. Kyuhyun mengangguk dengan canggungnya. Seohyun akhirnya tahu apa yang membuat Kyuhyun canggung, yaitu belahan dadanya. Seohyun langsung menarik keatas dressnya lalu menutupinya dengan kemeja putih Kyuhyun.

“Seo, ini janjiku. Maaf sudah mengingkarinya dan berduaan dengan Victoria.” ucap Kyuhyun sambil menunduk dan menyerahkan blueberry cheesecake yang dibelinya tadi kepada Seohyun.

Senyum manis tertarik oleh bibir Seohyun menetap diwajah aegyonya. Ia menerima janji Kyuhyun sambil menatap lekat-lekat wajah Kyuhyun.

“Gomawo Kyunnie oppa.” goda Seohyun. “YA!!! Seohyun, kenapa kau masih memanggilku Kyunnie? Aku jadi malu jika mendengar hal itu.” jelas Kyuhyun.

Kyuhyun dan Seohyun beranjak pergi dari tempat itu. Mereka berdua menaiki sepeda yang disewa Seohyun tadi untuk mengembalikannya.

“Ngomong-ngomong cheonma Seob.” Seohyun langsung menoleh kearah Kyuhyun lalu mengernyitkan dahinya.

“Seobaby.” ucap Kyuhyun seakan tahu isi pikiran Seohyun.

“Oppa dan Victoria ada hubungan?” tanya Seohyun polos meskipun hatinya pedih.

“Ne.”

JEGLERRRR!!!!!

Petir menyambar hati Seohyun seketika.

“Tapi Vict orangnya membosankan. Aku lama-lama malas dengannnya.” lanjut Kyuhyun enteng.

“Dasar oppa playboy!” seru Seohyun. Kyuhyun tertawa.

“Lalu hubunganmu dengan … Yonghwa ajjushi?” tanya Kyuhyun seperti menahan pedih.

Seohyun terkekeh pelan, “Dia ajjushiku oppa. Mana mungkin kita berpacaran?”

Kyuhyun membulatkan mulutnya membentuk huruf ‘O’. Ia sungguh lega akan jawaban Seohyun.

_

                                                  “Aku selalu menunggumu.

                                                                    ~SeoKyu.”

_

@Hotel

“Unnie, bagaimana ini? Bagaimana kalau sesuatu terjadi pada Seohyun?” tanya Yoona cemas.

“Aku juga tak tahu. Bagaimana kalau kita tanya tetangga sebelah? Siapa tahu Seohyun ada dikamar sebelah?” tawar Yuri. Yoonapun mengangguk.

Mereka segera keluar kamar dan mengetuk pintu kamar sebelah. *heleh sebelah-sebelah terus!!!

“Iya. Ouch …. appo!!! Kau punya mata atau tidak sih??!!!” teriak seorang namja. Ternyata Yoona saking paniknya ia sampai lupa kalau pintunya sudah dibuka.

“Oppa, kau tahu dimana Seohyun?” tanya Yuri.

“Kyuhyun juga tidak ada. Mungkin Kyuhyun bersama Seohyun.”

“Ada apa ini?” tanya Heechul yang tiba-tiba muncul bersama Yesung. Yoona berhambur kepelukan Heechul.

“Chullie oppa, Seohyun dan Kyuhyun hilang.” ucap Yoona panik, sementara Donghae agaknya agak cemburu.

“Mungkin mereka dimakan alien.” celetuk Yesung mengada-ada

“Siapa bilang kita hilang juga dimakan alien?” teriak Kyuhyun.

“Hey, kau! Aku hampir mati karena khawatir dengan keberadaanmu yang tiba-tiba menghilang itu tahu!” teriak Donghae sambil menjitak dahi Kyuhyun.

“Hyunnie, kau diapakan saja oleh sievil satu ini huh? Diapakan? Ditampar? Oke, aku akan balas menamparnya!!! PLAK!!!!” Yoona menampar pipi kiri Kyuhyun. Kyuhyun hanya bisa meringis memegangi pipinya.

“Atau, kau …. ke .. kep … keperawananmu???? Kau Cho Kyuhyun, kalau sampai Seo Joo Hyun hamil, tak akan kumaafkan kau!!!!!” teriak Yoona sambil menendangi Kyuhyun.

“Aw … aw… appoyo!!!! Heh!!!! Berhenti!!!!” teriak Kyuhyun sambil meringis kesakitan. Donghae langsung menenangkan Yoona.

“Yoong, Yoong, …. sudah!!! Belum tentu Kyuhyun bersalah Yoongie. CUKUP.” kata Donghae menenangkan Yoona dengan memegang pergelangan tangan Yoona.

“Lepaskan oppa!! Aku mau tidur.” seru Yoona ketus sambil berjalan masuk kekamar diikuti Seohyun dan Yuri.

Kyuhyun bangkit dan memegang pundak Donghae.

“Yang sabar hyung. Dia itu cuman cablak aja. Seperti dulu, lagian hyungnya ngalah banget sih …” kata Kyuhyun sambil mengajak Donghae masuk.

_

                    “Yoongie, aku merindukanmu. Kembalilah padaku.

                                                               ~Donghae.”

_

@Tomorrow

Hari ini Jessica menjemur dirinya dibawah terik matahari. Sedari tadi ia terus menggandeng Donghae. Kini Donghae tampak tersiksa.

“Oppa, kenapa kau terus membaca buku? Ayo, ikut berjemur bersamaku!!” seru Jessica sambil menarik pergelangan tangan Donghae.

“Aku malas. Aku pergi beli minuman dulu!” seru Donghae langsung berlalu tanpa mendengarkan Jessica yang tengah berteriak memanggil namanya.

“Donghae oppa …. Oppa …. Oppa …… SHIT!!!!” pekik Jessica.

“Hey, kau! Anak sekolah berkata yang tidak pantas! Mau jadi apa kau kalau sudah besar, huh??!!!” pekik Jaejoong songsaenim.

Mau jadi istri Donghae oppa.” jawab Jessica dalam hati. #NGIMPI!!!

“Maaf, maaf …. Jaejoong songsaenim …. Lain kali tidak akan saya ulangi!! Saya janji!!”

“Lain kali ya? Lain kali bisa setahun lagi atau seratus tahun lagi. Kau berani berapa sampai janji-janji begitu huh? Kalau kau inkar janji, Tuhan tak akan segan-segan mencabut lidahmu nanti jika kau dineraka.” ceramah Jaejoong songsaenim. Jessica menelan ludah.

_

                                                 “Busyet, nih guru apa ustad?

                                                                 ~Jessica.”

_

@Cafetarian

“Huft, lega lepas dari nenek sihir sialan itu! Ah, pakai kacamata ah …. Biar cool seperti kata Kyuhyun the prince of evil.”

“Donghae …. Donghae …. Yoona hilang? Kau tahu dimana dia? Jika kau tahu bantu aku mencarinya!!” seru Heechul yang membuat seluruh cafe gaduh akan hilangnya Yoona.

____________________________________________________________

TBC

Kayaknya ni FF makin ancur deh. Part ini aku bikin verse A sama B soalnya FF YoonHae sekarang aku cari dimana-mana lagi jarang-jarang dipost. Jadi, aku post ini and udah lama juga FF ini setia menetap didaftar konsep blog ini. Yang udah jamuran nungguin ini maaf ya, saya juga udah lumutan malahan nungguin FF ini kelar #Author gila!!! #PLAKK!!! #Menghina diri sendiri.

Reader, jangan lupa RCL (gak tau singkatannya) ya ….

Pai pai …..

Dengan kaitkata , , , , ,

Fall in Love with YoonHae


Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Henry Lau

Genre : Romance, Happy New Year 

                               

                                             Fall in Love with YoonHae

Aku Im Yoona. Yeoja tercantik dan tersukses yang kalian kenal. Hhee … apa aku terlalu sombong? Mianhae, sudah 13 tahun ini tak ada yang memujiku seperti ini. Semua orang berjalann dengan diri mereka sendiri termasuk keluargaku. Keluargaku hidup berpencar, ada yang di China, Jepang, dan Korea. Salah satunya aku yang tinggal di Korea.

Yah, memang hidup disini sangat kesepian. Apalagi aku hidup diapartement yang pengap, padahal itu apartement yang kuingikan mengapa kuhina sembarangan ya? Mungkin yang ada dibenak kalian saat membaca paragraf ini adalah, Aku tidak mempunyai teman. Who says? Bagaimanapun keadaannya aku tetap masih punya teman, Seohyun dan Yuri. Walaupun mereka suka melupakanku dan sibuk dengan namjachingu masing-masing, aku tetap menyayangi mereka, karena mereka juga sangat menyayangiku.

Bicara tentang namjachingu, i don’t have this one. I’m single. Yap, that’s me. Bukan karena aku tidak laku atau bagaimana, aku tidak mau berpacaran dahulu karena takut karirku terhambat, apalagi gaya hidupku yang semua harus serba cepat. So, urusan cinta itu hal belakangan. Sebenarnya sih, it’s up to you. Kalau kamu mau bilang cinta bukanlah urusan belakangan, it’s up to you. Semua orang punya prinsipnya masing-masing kan.

                                                           Gong Xi Fa Cai

Hmm … good morning. Pagi yang indah di Seoul. Sekarang aku sedang sarapan dengan roti dan selai strawberry kesukaanku dan tak lupa juga susu. Setiap haripun aku juga begini. Maklum, wanita karier. kkk …

Bomnal gateun misoe

On sesangihwahnjyaeoyo

Nal tashi tto kkumkkuge haeyo

HP ku melantukan RBT “How Great Is You Love”. Itu tandanya ada panggilan masuk. Kira-kira siapa yang meneleponku pagi-pagi begini?

“Yeoboseyo?”

“Hmm … noona .. i miss you …”

“Hah?”

“Noona sudah forget me …??”

“Hah, Henry … jangan buatku mati penasaran ya!!”

“Noona jahat! Aku nangis lho …”

“Tumben sekali kau memanggilku noona. Biasanya juga ‘heh’ atau cie cie panggilan untukku. Nah, gerak gerikmu mencurigakan, pasti ada sesuatu nih …”

“Ehm ….”

“Sudah, jangan banyak cingcong! Kau mau apa?”

“Eits, noona sangar banget sih! Noona dapat cuti tidak?”

“Cuti apaan?”

“Cuti tahun baru.”

“Kan sudah kemarin.”

“Tahun baru Imlek maksudku noona!”

“Oh … paling libur nasional. Ada apa?”

“Liburan di Taiwan denganku ya noona.”

“Hmm ….”

“Ayolah noona, please … Aku tidak ada teman.”

“Ya sih. Dikeluarga kita yang tidak setuju dengan prinsip hidup secara terpisah seperti ini hanya kita, bahkan kita duo kompak. Bagaimana ya?”

“Ayolah cie …”

“Baiklah akan kuusahakan.”

“Sie sie cie …. bye …”

Dasar bocah. Henry Lau namanya. Dia bocah yang manja, tapi hebatnya dia bisa hidup di Taiwan seorang diri dalam arti jauh dari keluarga.

                                                         Gong Xi Fa Cai

Duh, dimana rumah bocah itu? Argh …. kalau seperti ini mungkin butuh 2 bulan untuk mencarinya. Henry Lau, kukutuk kau. Sepanjang hari aku berkeliling Taiwan tanpa arah dan tujuan yang tepat.

Suara ramai pasar terdengar oleh telingaku. Perutku jadi berdendang tidak karuan karena sudah seharian aku berkeliling Taiwan. Mungkin besok saja kucari rumah Henry, sekarang mungkin aku akan tinggal dipenginapan.

Aku melangkahkan kakiku dengan berat pada salah satu restoran kecil tersebut. Aku menaruh kamera, tas, dan koper kecilku. Pesan apa? Aku bingung. Untung saja dompetku belum menipis, mepet, ataupun habis.

Akhirnya pelayan datang, aku hanya pesan siomay saja. Kalau ada yang bilang aku hemat sekali memakan siomay, itu salah! Jika ada yang mengatakan aku cungkring dan tidak lahap makan, itu benar! Entah mengapa ini yang menjadi kebiasaanku saat sedang stress. Kadang juga aku dipanggil si ‘Cungkring’ oleh teman-teman dikantor.

Seseorang tampak duduk dihadapanku. Aku menengok memandang wajahnya. Hmm … tampan sih, tapi bukan tipeku! Sudah prinsipku bukan, untuk membelakangi urusan cinta? Mungkin, dia bisa membantuku untuk menemukan rumah Henry sibocah tengik itu.

“Ehm … Ni hao?” tanya Yoona.

“Hahaha ….” bukannya menjawab, laki-laki itu malah tertawa.

“Hey, Korean …” panggil laki-laki itu. “Kenapa kau tidak memanggilku annyeong? Bukankah kau orang Korea? Atau jangan-jangan kau amnesia?”

“Kau orang Korea juga?” laki-laki itu mengangguk dan tersenyum manis.

“Aku Lee Donghae. Panggil saja Donghae. Neo?”

“Im Yoona. Yoona.” jawab Yoona. “Donghae ssi, kau tahu alamat ini?” tanya Yoona sambil menunjukkan secarik kertas kepada Donghae.

“Wah, noona. Ini terlalu jauh dari sini. Baiklah, setelah makan akan kuantar kau kelamat ini. ” jawab Donghae disertai senyuman manis yang membuat semua yeoja langsung pingsan, kecuali yeoja yang bernama Im Yoona.

Setelah makan Yoona segera menuju kasir.

“Ehm … cie, semuanya berapa?” tanya Yoona pada penjaga kasir tersebut.

“15 dollar.” Yoona segera merogoh isi dompetnya.

“Biar aku saja yang bayar! Ini …” seru Donghae sambil memberikan uang sejumlah 15 dollar Taiwan pada penjaga kasir tersebut.

“Donghae ssi, maaf merepotkan. Perlu kuganti?” tanya Yoona dengan hati-hati.

“Andwae! Aku ikhlas. Selama di Taiwan 7 tahun, belum ada orang Korea yang kutemukan disini.” jawab Donghaesambil memamerkan gigi-gigi putihnya itu.

“Jadi, kau kenal Henry?” tanya Yoona.

“Aku sunbaenya dulu. Tapi kini ia telah lulus.” jawab Donghae enteng.

“Oh …” balas Yoona sambil membulatkan mulutnya berbentuk ‘O’.

                                                          Gong Xi Fa Cai

Dirumah Henry, Henry sedang memikirkan nasib sepupunya itu.

“Haduh, kalau cie cie hilang. Bisa mati aku dibunuh Su Fu Im … aduh ….”

Bunyi deru mobil terdengar di telinga Henry. Ia segera berlari keruang tengah dan menengok kearah jendela. Terlihat seorang yeoja turun dari mobil lalu menuju bagian belakang mobil tersebut, dan tampak seorang namja yang sedang menurunkan barang bawaan yeoja tersebut.

Tak salah lagi, itu Cie Yoona! But, who is it?

Henry segera membuka pintu rumahnya.

“Cia Yoona?” teriak Henry. Yoona segera menoleh.

“Hey bocah! Hampir saja aku tersesat karena ketidak jelasan alamatmu ini!” seru Yoona sambil menggeret kopernya menuju Henry. Sampai didepan Henry, Yoona mengatkat tangannya tinggi-tinggi lalu menjewer kuping Henry.

“Awh … it’s hurts!!” pekik Henry.

“Argh, … sunbae?” pekik Henry kaget melihat sunbaenya bersama Yoona.

“Ke- .. kenapa sunbae bisa ada disini? Kenapa bersama dengan cie cie Yoona?” tanya Henry kaget. Donghae hanya membalasnya dengan senyuman.

“Why?” tanya Henry bingung pada Donghae.

“Tak apa! Oh, … Yoona ssi, terima kasih … Gomawo.”

“Ne, cheonma.” jawab Yoona datar. Yoona segera memasukkan semua barang bawaannya dibantu Henry. Setelah itu, mereka menonton televisi diruang tengah.

“Cie, …” panggil Henry.

“Hmmm ….”

“Sunbaeku tampan tidak?” tanya Henry.

“Mwo?” Yoona melihat Henry tak percaya. “Jelas tampan dia dibanding kau, bocah tengik!” canda Yoona.

“Aku serius, cie …. Dan kulihat-lihat kau cocok juga dengannya.” jawab Henry asal.

“Mwoya?” tanya Yoona lagi. Aneh. Itulah yang ada dipikiran Yoona.

Dan kulihat-lihat kau cocok juga dengannya.

Yoona tak bisa menghentikan aktifitas kalimat itu untuk menghantuinya.

“Kenapa? Sudahlah, jangan pikirkan Choi Siwon! Dia itu bodoh, dicintai seseorang bukannya terimakasih atau apa malah mengecewakannya! Donghae sunbae itu tampan Yoona, jangan melakukan hal yang sia-sia untuk kedua kalinya!” ceramah Henry.

Yoona tampak berpikir.

Donghae memanglah orang yang baik, tapi apakah aku bisa percaya saja dengan Donghae yang baru kukenal 5 jam lalu? Henry, bodoh! Dia pasti tidak mencintaiku. Jangan mengkhayal Yoona ssi! Dia pasti sudah punya yeojachingu. Nan paboya!! Gumam Yoona dalam hati sambil memukul-mukul dahinya.

                                                             Gong Xi Fa Cai

“Yoona, … cie cie Yoona. Bangun!!” teriak Henry dengan penuh amarah.

“Argh, … kau tidak tahu apa aku tadi malam begadang!” rancau Yoona.

“Hah, .. bangun cie! Donghae sunbae sudah menunggumu!” teriak Henry. Mata Yoona langsung membuka secepat kilat.

Mwo?

“Dia ada diluar.” kata Henry seakan tahu apa yang Yoona pikirkan.

Yoona segera merapikan pakaian yang ia kenakan serta rambutnya yang acak-acakan.

“Ada apa Donghae ssi? Henry bilang kau mencariku.”

“Ani, .. hanya ini saja. Jaketmu tertinggal dimobilku semalam.” Yoona segera mengambil jaketnya.

“Eh? Gomawo …”

“Hmmm …. Yoona ssi, apakah kau ada acara? Bisakah kita jalan-jalan juga membeli perlengkapan perayaan Imlek besok?” tanya Donghae agak ragu.

“Ne? Jinjja? Ne. Baiklah, aku mau. Sebentar ya …” Yoona masuk lagi kembali kerumah Henry sibocah tengik.

Setelah selesai berganti pakaian dan menata rambutnya, Yoona segera menghampiri Donghae.

“Kajja!” seru Yoona bersemangat. Donghae membukakan pintu untuk Yoona.

Didalam mobil …

“Donghae ssi …” panggil Yoona.

“Yoona ssi, apa kau tak merasa aneh. Kita sudah akrab walaupun baru saling mengenal selama sehari, apa kau tak ribet dengan panggilan ssi?”

“Lalu?” jawab Yoona polos dengan wajah aegyonya.

“Oppa saja.” jawab Donghae. “Ne, oppa.” jawab Yoona dengan puppy eyes serta wajah aegyo nya.

                                                           Gong Xi Fa Cai

“CIE …… MENGAPA KAU TIDAK MENGAJAKKU HAH?” teriak Henry diseberang sana.

“Henry! Berhentilah berteriak! Kupingku sudah panas, tahu!!!”

“Sudahlah!! Aku sudah muak!!” bentak Henry sembari menutup sambungan teleponnya.

“Hah, …. oppa, apa Henry begitu menjengkelkan sewaktu kuliah dikelasmu?” tanya Yoona sambil memegangi telinganya yang merah akibat teriakan dahsyat Henry,

“Lebih dari itu. Tetapi, dia murid yang berprestasi. Nilainya selalu bagus, tugas-tugas yang kuberikan juga dilakukannya dengan baik.” jelas Donghae. Yoona hanya bisa melongo. Ia tak menyangka Henry dibilang pandai, setahunya Henry adalah bocah nakal yang tak tahu sopan santun.

“Apa kau yakin?” tanya Yoona sambil menyeruput teh hijau yang tadi dibelinya. Donghae hanya mengangguk serta tersenyum manis. Ia meraih tangan Yoona lalu berlari menuju sebuah parade menyambut datangnya hari Imlek.

“Yoona, lihat itu!! Cantik sekali naga itu.” kata Donghae sambil menunjuk seekor naga yang sedang melayang-layang diatas jalan. Yoona hanya tersenyum tanda mengiyakan serta memandang aneh Donghae yang masih menggenggam erat tangannya.

“Oppa, bisa kau mintakan jenggot barongsai itu?” tanya Yoona memelas.

“Huh? Untuk apa?” tanya Donghae kebingungan. “Orang Tionghoa percaya kalau jenggot barongsai mampu menyembuhkan seseorang yang takut melihat barongsai.

“Mwo? Siapakah dia?” tanya Donghae penasaran. “Henry.” jawab Yoona polos. “Henry?” pekik Donghae, “Bukankah ia pernah memenangi kejuaraan barongsai setahun lalu?”.

Yoona terkekeh geli, “Dia memang anak yang aneh. Sudah tahu menang lomba barongsai malah takut dengan barongsai aegyo itu. Aku tahu penyebaba semua itu. Dulu ketika Henry masih kecil ia diajak mamanya kepasar Imlek. Ia melihat kepala barongsai, awalnya ia biasa saja, tetapi barongsai itu tiba-tiba bergerak. Henry kecil jadi takut dan menangis, dan itu akan dilakukannya bila ada barongsai dihadapannya sampai sekarang.”

“Hahahaha …. aku baru tahu kalau Henry itu benar-benar penakut.” tawa Donghae pecah. Donghae tak bisa menahan tawanya karena tahu kekonyolan Henry.

“Oppa, … kita jalan-jalan kesana yuk!!” ajak Yoona. “Kajja!” seru Donghae.

Mereka jalan-jalan sembari melihat keramaian sekitar mereka. Terkadang juga berhenti disalah satu toko untuk meliaht-lihat barang-barang yang mereka inginkan. Mereka berjalan hingga merasa badan mereka sudah lelah.

“Oppa, duduk dulu. Aku lelah.” Donghae mengangguk. Ia merogoh barang belanjaannya.

“Ada apa oppa?” tanya Yoona sambil memerhatikan gerak-gerik Donghae.

“Kenapa kau tidak memakai kalung yang tadi kubelikan?” tanya Donghae.

“Memang kenapa?” tanya Yoona. “Kau cantik saat memakainya.” jawab Donghae sambil mengalungkan kalung berbandul ‘DongHae’ pada leher jenjang Yoona.

“Oppa, jadi ini kalung couple?” tanya Yoona heran sambil memandang kalung perak itu. Donghae mengangguk, “Ne. Sekarang giliranmu.”

Yoona segera mengambil kalung perak pada genggaman Donghae lalu memakaikan kalung berbandul ‘YoonA’ dileher putih Donghae.

DEG

Jantung keduanya berdetak tak karuan. Mereka gugup karena saling berpandangan. Kadang keduanya bingung untuk memulai topik pembuicaraan, tetapi jika sudah ada pasti lupa karena malu-malu.

“Hmmm … Yoo- … Yoo …. Yoona.” panggil Donghae kepada Yoona dengan terbata-bata. Yoona menolehb sambil tertunduk.

“Im … Yoona … Im Yoona … nan … eum … sa.. sa… sa …. saranghaeyo!!” teriak Donghae. Pipi Yoona maupun Donghae sama-sama memerah.Donghae tampak mengalihkan pandangannya dari Yoona.

Ne. Naddo saranghae oppa …. balas Yoona dalam hati.

“Naddo saranghae oppa.” jawab Yoona. Donghae memangut dagu Yoona lalu mencium dahinya. Tak terasa Taiwan kini sudah malam. Taiwan diwaktu malam hari menjadi saksi bisu awal mula cinta YoonHae.

“Kalau aku memilih, aku lebih memilih hidup diTaiwan beribu abad daripada harus melihat Yoona sedih. Cie, … akhirnya … kau telah dipertemukan jodohmu oleh Tuhan. Tuhan, .. sie sie!!” bisik Henry pada dirinya sendiri ditempat persembunyiannya. Ia mulai keluar dari tempat persembunyiannya dan membawa teman-teman Yoona juga Donghae.

♥♥♥
Her hair, her hair falls perfectly without her tryin’

She’s so beautiful and i tell her everyday

Yeah, i know, i know when i compliment her, she won’t believe me

And it’s so, it’s so sad to think her she won’t beliave me

But everytime she asks me do i look okay?

I say

When i see your face, there’s not a thing that i would change

Cause youre amazing, just the way you are

And when you smile, the whole world stop and staire for a while

Cause girl youre amazing, just the way you are

♥♥♥

 

Henry bernyanyi mendekati Yoona dan Donghae. Yoona dan Donghaemenoleh kearah belakang yang lebih tepatnya adalah posisi Henry berdiri sekarang. YoonHae celingukan terkadang juga saling melempar senyuman malu.

“Unnie, chukkae …” seru Seohyun sambil berhambur memeluk Yoona.

“Hyung, kau sudah dapat pengganti Jessica. Sekarang tinggal aku, jodohkan aku dengan yeoja didekat yeojachingumu itu!” perintah Kyuhyun.

“Aish … kau ini! Baru saja aku mendapatkannya. Lalu bagaimana dengan nasib Sooyoung mu itu?” tanya Donghae yang sedari tadi tidak mau melepas pandangannya dari Yoona.

“Dia dihamili aktor ternama, namanya Shim Changmin.” jawab Kyuhyun santai lalu berjalan menuju Seohyun yang ada disebelah Yoona.

“Im Yoona, chukkae ya. Semoga berbahagia dengan Donghae hyung.” sapa Kyuhyun pada Yoona hanya untuk sekedar basa-basi mencari sensasi didepan Seohyun.

“Kau adiknya Yoona ya? Wah, kakaknya cantik apalagi adiknya.” puji Kyuhyun kali ini dengan gombalan yang membuat Yoona terkekeh dan pipi Seohyun memerah. Yoona meninggalkan Seohyun dan Kyuhyun, ia berjalan menuju Donghae.

Yoona menyenggol bahu Donghae, “Chukkae ya Donghae oppa! Akhirnya kau menemukan yeoja yang tepat berada dihatimu.” canda Yoona.

“Gomawoyo Yoona ssi. Berkat dirimu, yeoja cantik itu mau berjalan kearahku dan melempar candaan kepadaku.” kata Donghae sambil merangkul bahu Yoona.

                                       ♥   Fall in Love With YoonHae   ♥

Semua teman Yoona dan Donghae saling mengenal begitu juga Seohyun dan Kyuhyun juga Yuri dan Minho.

“Yoona, kau lihat kembang api itu?” tanya Donghae sambil mengenggam tangan Yoona dengan mesra.

“Ne. Waeyo oppa?” tanya Yoona dengan polos.

“Kau mau menciptakan kembang api bersamaku? Disini, malam ini, dan detik ini.” ucap Donghae serius. Ia menatap mata Yoona tajam.

Yoona mengangguk dan merasakan pipinya panas. Perlahan Donghae mendekatkan wajahnya kearah Yoona. Perlahan ia kecup bibir mungil Yoona dengan lembut.

“Saranghaeyo, Yoongie.” bisik Donghae tepat ditelinga Yoona.

“Na ddo, Hwae oppa.” balas Yoona.

“Kau mau menciptakan fireworks lagi?” tanya Donghae jahil sambil tersenyum yadong plus nakal.

“Ih, … oppa mesum!! Oppa yadong, …!!” teriak Yoona berkali-kali menyingkirkan wajah Donghae dari Yoona. Berkali-kali Yoona melawan tetapi apa daya? Kekuatan Donghae lebih besar dari Yoona. Merekapun menciptakan fireworks yang indah diTaiwan.

                    Gong Xi Fa Cai

 

END

____________________________________________________________

Akhirnya ni FF end juga …. Maaf ya reader kalo author postnya telat. Padahal Imleknya udah kemaren-kemaren banget … HUHUHU ….

Pyro jjang!!! YoonHae jjang!!!!

Dengan kaitkata , , , ,

For Life For Our Love [1/3]


Cast :

Yoona x Donghae

Sunny x Sungmin

Yuri x Minho

Seohyun x Kyuhyun

Leeteuk a.k.a Yoona’s appa

Jessica a.k.a Donghae X girlfriend

Heechul a.k.a Yoona’s bestfriend

Genre : Romance, Heart break

 

For Life For Our Love

 

Yoona POV

“Yoong, ada apa denganmu? Kenapa kau bertingkah konyol seperti itu? Bukankah kita saling mencintai? Kenapa tiba-tiba harus begini ….”

“Oppa, kau tidak mengerti. ”

“Mengerti apa? Aku tahu segalanya tentang dirimu. Aku mencintaimu, tapi …”

“… Cukup oppa!! Cukup!”

“Yoong, berpikirlah sedetik saja. Jangan tinggalkan aku ….”

“Jangan buat aku semakin tak bisa melepasmu oppa …”

“Yoong …”. Donghae menarikku dalam pelukannya. Sakit rasanya harus melepaskannya. Dialah namja terpenting dalam hidupku.

“Sudahlah oppa, semua ini sudah berakhir ….” aku segera mendorong tubuhnya dan segera meninggalkan cafe tempatku bertemu dengannya.

_

      “Oppa, andai kau tahu dalamnya cintaku telah membunuhku sendiri.

                Aku tak mau seseorang sedih dan terluka hanya karenaku.                                                                                                              

                                                                     ~Yoong.”

_

@Yoona’s House

“Yoona, ada apa dengan dirimu? Apa karena Donghae?” tanya appa Yoona sambil mengelus-elus Yoona.

“Donghae memutuskanmu? Atau ada orang ketiga dibalik hubungan kalian?”

“Tidak, appa. Aku yang memutuskan untuk berpisah darinya.” jawab Yoona.

“Kenapa? Donghae itu namja yang baik. Setahu appa dia bukanlah namja bertopeng, dia lelaki yang sangat jujur.”

Yoona menghela napas panjang.

Mungkin ini saatnya aku bercerita pada appa.

“Kemarin aku menemui seorang yeoja bernama Jessica Jung, ia mantan Donghae oppa. Ia mencurahkan isi hatinya padaku. Ia bilang, kau tahu? aku sangat tersiksa melihat kau bersama dengan Donghae oppa, namja itu segalanya bagiku. maukah kau mengkasihaniku? aku tahu, mungkin ini adalah cara yang hina, berlutut dihadapanmu, mencium kakimu, serta memohon milik orang lain. tapi tolong … kau yeoja yang baik, itu terlihat dimatamu. aku yakin, kali ini takkan kusia-siakan Donghae oppa lagi. janji …

“…” hening.

“Appa yakin kau pasti akan  memutuskan yang terbaik untukmu, Donghae, dan yeoja itu. Anak appa sudah besar rupanya, appa bangga padamu …”

_

@School

“Yoong~ahh, makan yuk ….” ajak Heechul sahabat Yoona.

Heechul dan Yoona pernah dikira berpacaran karena kedekatan mereka yang tidak wajar. Kadang mereka sering berpelukan serta cipikacipiki didepan umum tanpa risih dilihat banyak orang. Pernah saat lomba balap sepeda yang dimenangkan oleh Heechul, Yoona Heechul tampak bahagia, bahkan Heechul sampai mencium pipi Yoona tanpa malu dan Yoona juga demikian.

“Tidak ah, aku sedang tidak berselera.” jawab Yoona enteng.

“Ada apa denganmu rusa? Biasanya tidak selesu ini ….” desah Heechul.

“Apa karena “Tuan Ikan” mu yang amis itu?” tanya Heechul pada Yoona.

Mendengar kata Donghae, mata Yoona mulai berkaca-kaca. Heechul yang menyadari itu dapat menangkap “semua ini karena Donghae”. Heechul menggebrak meja hingga membuat Yoona kaget.

“Akan kuberi pelajaran dia!!” Heechul hendak meninggalkan Yoona.

“Jangan oppa!!” cegah Yoona.

“Wae Yoong? Dia sudah menyakitimu. Padahal dia sudah janji kepadamu akan selalu menjagamu. Pokoknya tiada maaf baginya.”

“Ini semua bukan salah Donghae, ini semua salah Jessica!!” teriak seorang yeoja. Suaranya lembut, sudah dipastikan dia orang yang lembut.

“Apa maksudnya Sunny~ssi?” tanya Heechul.

Sunny memandang Yoona. Yoona tampak menggelengkan kepala, jangan bilang, unnie … Yoona mengirimkan isyarat tersebut kepada Sunny. Sunny tampak mengangguk.

“Tidak, aku hanya bergumam saja. Maaf.” jawab Sunny agak getir.

“Ada apa dengan semua orang? Yoona dan Sunny bersikap aneh. Hah ….” teriak Heechul frustasi sambil meninggalkan kelas.

Sunny mendekati Yoona dan duduk disebelah Yoona. Ia mengusap punggung Yoona.

“Sabar, kebaikan itu datangnya terakhir.” tangis Yoona pecah dipelukan Sunny.

_

                                    “Bersabarlah, belum saatnya kau menang.

Suatu saat Tuhan akan membayar cintamu yang diinginkan oleh orang lain.

                                                                       ~Sunny.”

_

@Tomorrow at School

“Tahu tidak, aku sedang PDKT dengan anak kelas satu.” ucap Yuri pada ketiga temannya.

“Yang benar?” tanya Hyoyeon ikut masuk dalam pembicaraan.

“Aku serius.” jawab Yuri dengan senyum berseri mengembang diwajahnya.

“Memangnya siapa unnie?” tanya Seohyun menututp bukunya.

“Choi Minho.” jawab Yuri enteng. Hyoyeon, Sunny dan Seohyun tampak menganga.

“Yang benar, Choi Minho namja pindahan itu?” tanya Sunny histeris. Yuri mengangguk bangga.

“Yang jadi cowok terpopuler dikelas satu itu kan?” tanya Sunny lebih histeris lagi. Sekali lagi Yuri mengangguk bangga.

“Wah, chukkae ya Yul. Semoga berbahagia.” ucap Sunny sambil melemparkan senyuman manis ke Yuri.

Tiba-tiba Hyoyeon melirik kearah jendela. Terlihat Sungmin berjalan disana.

“Bukankah itu Sungmin oppa? Wah, kesempatan untukmu Sunny~ssi.” tukas Hyoyeon.

Namun, jawaban mengejutkan datang dari mulut Sunny.

“Biarkan saja! Toh, dia bukan namjachinguku.” jawab Sunny sinis. Ia segera beranjak dari meja yang ia duduki lalu meninggalkan kelas.

Mata Sunny dan Sungmin saling bertemu. Namun Sunny hanya menanggapinya dengan cuek tak bahagia seperti biasanya, jika mata mereka bertemu biasanya Sunny selalu ceria.

“Ada apa dengan unnie?” tanya Seohyun.

“Mungkin ada sedikit masalah.” jawab Yoona sambil beranjak dari meja yang ia dan Sunny duduki tadi.

“Ada apa dengan mereka?” tanya Hyoyeon saat Yoona sudah benar-benar lenyap dari ruang kelas dua.

“Tak tahu.” jawab Yuri dan Seohyun kompak.

Yuri berjalan kearah ruang kelas satu. Hatinya sangat cerah sekarang ini. Entah karena sahabat-sahabatnya yang selalu ada saat ia inginkan, atau entah karena … “CHOI MINHO”.

“Argh ….” Yuri menggeram ganas. Minho, Minho, Minho … Mengapa selalu namanya yang terukir dihatinya. Tak bisakah ukiran itu dihapus agar Yuri berhenti memikirkan Minho. Ia mengurungkan niatnya untuk menemui Minho. Ia berjalan kembali.

“BRUKK ….” Yuri menabrak tubuh seorang namja putih nan tampan.

“Ouch …” keluh Yuri. Ia terjatuh karena menabrak namja tersebut.

“Noona tak apa? Ah, mianhae. Karena keteledoranku noona jadi jatuh.” Yuri melotot. Bukankah itu suara Minho? Oh, tidak … apa ini? Kok bunyinya, … deg .. deg …? Eh. Minho~ssi, panjang umur kau rupanya? batin Yuri.

Minho merangkak mendekati Yuri lalu berdiri.

“Mari kubantu, …” Minho mengulurkan tangannya. Yuri segera menangkap tangan Minho.

Deg …

Jantung Yuri berdetak begitu cepat daripada sebelumnya.

“Noona tak apa?” tanya Minho membersihkan lutut Yuri yang kotor akibat terjatuh.

Deg … deg ….

Jantung Yuri makin lama makin kencang berdetak.

“Emm …. mm … a … aku … aku tak apa Minho~ssi.” jawab Yuri langsung berlari meninggalkan Minho yang kebingungan melihat tingkah laku gadis yang lebih tua darinya dua tahun itu.

“Noona sangatlah cantik. Andai saja noona tak punya namjachingu …” desah Minho lesu lalu masuk kekelasnya.

_

                     “Cintaku tumbuh tak terduga. Ia sangatlah istimewa.

                   Semoga dia juga mencintaiku seperti aku mencintainya.

                                                                   ~MinYul.”

_

@Class Two

“Anak-anak, silahkan kalian kemasi barang-barang kalian. Yang menjadi petugas piket, silahkan piket.” ucap Kang-In songsaenim didepan kelas.

“Horeee ….” seru banyak murid.

Yoona tampak lesu. Yuri yang jadi teman sebangkunya mulai buka mulut.

“Ada apa? Kok tidak kemas-kemas?” tanya Yuri sambil menaikkan kursi keatas meja.

“Kau lupa? Hari ini kita piket.” jawab Yoona lesu. Yuri hanya menganggukkan kepalanya lalu menaikkan kursi Yoona.

Mata Yoona tiba-tiba melirik kearah pojok ruangan tampak seorang namja yang risih dengan yeoja disampingnya yang terus mengoceh.

“Oppa, nanti sore kita ketaman kota ya …” oceh gadis itu.

Kalau itu yang terbaik untukku, untukmu, juga untuknya, akan kulakukan.

_

@Five Minutes Finished Picket

“Huh … akhirnya selesai juga.” ucap Yoona pada Yuri, Sooyoung, Tiffany, Siwon, Seohyun, Kyuhyun dan Eunhyuk.

“Yasudah, kami duluan ya …” pamit Seohyun, Kyuhyun dan Eunhyuk.

“Tak masalah.” jawab Tiffany enteng.

“Bukankah itu Amber?” tanya Yuri penasaran.

“Lalu?” tanya Siwon.

“Diakan temannya Minho …” teriak Yuri.

“Teman siapa?” tanya Sooyoung, Siwon dan Tiffany.

“Tak apa.” hampir saja Sooyoung, Siwon dan Tiffany tahu rahasia Yuri. Yuri segera meletakkan sapu yang ia pegang ketempat asalnya semula lalu berlari serta berteriak memanggil nama Amber.

“Emm … Yoona~ssi, kami duluan ya …” ujar Siwon seraya merangkul Sooyoung dan Tiffany. Yap, kedua yeoja itu adalah pacar Siwon. Wah, … wah ….

Kini tinggal Yoona sendiri didalam kelas. Ia segera membereskan sapu-sapu yang ditinggalkan begitu saja oleh teman piketnya.

“Melelahkan sekali …” keluh Yoona hendak mengunci pintu kelas. Tiba-tiba, tangan hangat menyentuh pinggangnya dari belakang. Yoona segera membalikkan tubuhnya.

“Donghae oppa!!” pekik Yoona.

“Ap … apa yang kau lakukan disini?” tanya Yoona penuh heran.

Bukanya menjawab, Donghae malah mendekatkan wajahnya dengan Yoona. Yoona berusaha sekuat mungkin untuk menjauh. Tapi apa daya, tenaga Donghae lebih kuat dari Yoona. Yoona kalah, Donghae berhasil mendekatkan wajahnya mencapai setengah centi.

Hembusan nafas Donghae dapat Yoona rasakan, begitu juga Donghae. Perlahan Donghae mengecup mesra bibir mungil Yoona. Yoona tampak shock. Ia tak dapat berbuat apa-apa. Semakin lama, ciuman Donghae semakin menjadi. Ciumannya semakin ganas. Yoona berusaha mungkin memberontak.

“Wae? bukankah dulu kita pernah melakukan ini bukan?” tanya Donghae sambil tersenyum nakal.

“Tapi, itu dulu oppa. Dulu sewaktu kita masih bersama.” teriak Yoona dengan mata mulai berkaca-kaca.

“Kalau begitu kembalilah padaku. Aku lebih ingin kita bersama daripada seperti ini. Berpisah dengan alasan yang tak jelas dan tak ku mengerti.” pinta Donghae. Yoona mengalihkan pandangannya dari mata Donghae. Ia tak tega melihat mata Donghae yang menurutnya indah itu.

“Yoong, lihat aku …” pinta Donghae sambil memangut dagu Yoona agar Yoona meliahatnya. Yoona tampak melirik kearah bawah. “Liahtlah aku …” pinta Donghae pada Yoona.

“Tak bisa oppa, aku tak bisa. Biarkan aku lepas dari pelukanmu dengan tenang oppa. Please ….” pinta Yoona. Donghae tak tega melihat Yoona, ia melepaskan pelukannya dan membiarkan Yoona lari. Ia bersandar pada pintu ruang kelas yang sudah dikunci. Ia menangis, mengingat bagaimana dulu sewaktu Yoona bersamanya. Ia mengepalkan tangannya lalu melayangkan tinjunya pada pintu ruang kelas tersebut.

Donghae segera mengejar Yoona.

“Pak, apakah anda melihat yeoja kelas dua?” tanya Donghae pada satpam yang berjaga.

“Kelihatannya dia sudah pulang. Tadi kulihat ia berlari sambil menangis.” jawab satpam itu.

“Oh, gamshahabnida …” satpam itu mengangguk.

Selang beberapa Donghae lenyap dari sekolah, satpam itu berbisik.

“Sudah aman. Dia sudah pulang.”

“Terima kasih ajjushi … gomawoyo ….”

Satpam yang rupanya bernama Gwang Dong Jeuk mengangguk menunjukkan senyum ramahnya.

_

                                                    “Love is complicated.

                                                     ~Gwang Dong Jeuk.”

_

@Tomorrow at School

“Yoona~ya, kau yakin sudah memutuskan hubunganmu dengan Donghae oppa?” tanya seorang yeoja disebelah Yoona.

“Mwo?” tanya Yoona. “Apa kau bercanda? Aku sudah bilang, mulai saat itu hubunganku dengannya hanya sebatas teman.” jawab Yoona agak kesal rupanya.

“Yesterday aku janjian dengan Donghae oppa ditaman kota. But, he’s not coming …”

“Molla.” jawab Yoona enteng. “Itu masalahmu dengannya, apa hubungannya denganku kalau begitu …”

Jessica terdiam memandang kepergian Yoona.

Yoona~ya, aku yakin kau masih menyayangi Donghae oppa. Tapi, aku lebih menyayanginya dibanding kau. Maafkan aku, aku mohon …

“TINGGALKAN DONGHAE OPPA!!!”

~~~ Yoona~ya ~~~

“Yoona~ya …” panggil namja yang tidak terdengar asing ditelinganya.

“Mwo?” balas Yoona dengan nada malas-malasan.

“Apa benar Sunny marah padaku?”

“Sepertinya.”

“Mungkin ia salah paham. Yang kusuka bukan Nari, dia pacarnya Shindong. Tolong bilang padanya kalau ia cuma salah sangka.”

“Bilang saja sendiri!!” sergah Yoona.

“Tolonglah, kumohon …” pinta Sungmin dengan puppy eyesnya.

“Oppa, kau mencintai Sunny unnie tapi untuk bilang semua itu salah paham saa tak berani. Kalau kau memang mencintainya, cepat kejar dia, nyatakan cinta padanya sebelum Siwon menjadikannya koleksi yang ketiga.”

“Apa Takkan kubiarkan Siwon menjadikannya yeoja ketiga!! Dia hanya milikku!!” bentak Sungmin sambil menghentakkan kakinya lalu berlalu pergi.

~~~ Yoona~ya ~~~

“Yoona~ya …” teriak seorang namja.

“Mwo?” tanya Yoona enteng.

“Sunny itu orangnya seperti apa?” tanya namja yang rupanya Siwon.

“Kau mau menjadikanya sebagai koleksi yeojamu?” tanya Yoona.

“Wae? Dia kan cantik, itu tidak perlu untuk disia-siakan …”

“Terserah kau.” jawab Yoona sambil berlalu. Siwon hanya garuk-garuk kepala melihat sikap Yoona yang berubah menjadi dingin itu.

~~~ Yoona~ya ~~~

“Yoona~ya ….”

“Apa lagi??” bentak Yoona.

“Kau sedang tidak mood ya ..”

“Oh, Dong Jeuk ajjushi … maaf, karena aku membentakmu.”

“Ada apa?” tanya Dong Jeuk ajjushi.

“Hari ini sudah empat orang memanggilku Yoona~ya termasuk ajjushi. Aku ingin ada seseorang memanggilku agasshi.” seru Yoona.

“Seperti saat kau dan Donghae bertemu, ia bilang, agasshi, kalau kau jalan pakailah mata!! nan paboya!!. Hahaha …. lalu kau menjawab, mianhae, lagian tidak usah marah-marah dan mengataiku pabo!!!. Wajah kalian sangat lucu waktu itu.” tawa Dong Jeuk.

“Eum …. ajjushi, ku pamit dulu. Kerjaanku masih banyak, maklum ketua kelas …” pamit Yoona seraya membusungkan dadanya tanda bagga akan dirinya sendiri.

~~~ Yoona~ya Agasshi ~~~

Yoona berlari sekencang-kencangnya hingga ia tak melihat jalan. Ia dipanggil oleh Hyun Joong songsaenim yang baru-baru saja digosipkan menyukai Tiffany yang tentu saja membuat Siwon cemburu buta.

“BRUUUK ….” Yoona menabrak seorang namja bertubuh tegap kali ini.

“Ouch ….”

“Ouch …”

“Hey, agasshi, kalau jlan pakailah mata!! Nan paboya!!”

Yoona memendelikkan matanya, kalimat itu …

“Mianhae, lagian tidak usah marah-marah dan mengataiku pabo!!” ucap Yoona tanpa sadarnya.

“Yoo … Yoong …” ucap Donghae sambil membuka poni yang menutupi wajah Yoona.

“Maaf oppa, aku masih banyak urusan.”

_

                                                     “Do you know, i miss you.

                                   If you are my girl, i will never let you go.

                                                            Never and ever …..

                                                                  ~Donghae.”

__________________________________________________________

TBC

Gimana readers … hwahwahwa … maaf author nge post nya kepotong-potong. Maklum, kan kelas 6, harus belajar dengan giat (cieeelah bahasanya ….)

Dengan kaitkata , , , ,